Senin, 16 Juni 2008

Sang Pembela Islam


Ketua Umum Front Pembela Islam/Ketua Rabithoh ‘Alawiyah dan Anggota Majelis A’la Dewan Imamah Nusantara serta Kandidat Doktor Bidang Syariah di Universiti Malaya.
Membaca tulisan Shamsir Ali di Republika, Jumat (23/5), yang berjudul Ahmadiyah Menjawab, saya memandang perlu menanggapinya karena penuh dengan penipuan dan penyesatan. Shamsir hanya mengemukakan sejumlah persamaan antara Ahmadiyah dan Islam sambil menyembunyikan segudang perbedaan keduanya.
Lalu, dia mengambil kesimpulan Ahmadiyah sama dengan Islam. Padahal, antara Ahmadiyah dan Islam tidak berarti bahwa Ahmadiyah itu sama dengan Islam, sebagaimana banyaknya persamaan antara monyet dan manusia tidak berarti monyet itu sama dengan manusia.
Saya akan menyoroti tulisan Shamsir terkait lima persoalan. Pertama, soal kenabian. Ahmadiyah memang mengakui Muhammad SAW nabi dan rasul, tapi Ahmadiyah tidak mengakuinya sebagai penutup para nabi. Ahmadiyah mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Khaatamun Nabiyyiin, tetapi dengan makna stempel para nabi atau semulia-mulianya para nabi, bukan dengan arti penutup para nabi. Kalaupun Ahmadiyah terkadang menerima Muhammad sebagai penutup para nabi, dibatasi hanya nabi yang membawa syariat yang ditutup, sedang nabi yang tidak bawa syariat tetap ada sampai akhir zaman.
Dalam kitab Tadzkirah hal 493 baris 14 tertulis bahwa Mirza Ghulam Ahmad (MGA) dijadikan sebagai rasul dan di hal 651 baris ketiga tertulis bahwa Allah memanggil MGA dengan panggilan Yaa Nabiyyallaah (Wahai Nabi Allah). Shamsir Ali pura-pura memuji Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang istimewa dan termulia, padahal dalam kitab Tadzkirah hal 192, 368, 373, 496, dan 579 disebutkan bahwa MGA makhluk terbaik di alam semesta yang mendapat karunia Allah yang tidak pernah didapat oleh selainnya.
Shamsir juga menyatakan MGA Al-Masih. Padahal, dalam Tadzkirah disebutkan MGA bukan hanya Al-Masih, tapi MGA adalah Al-Masih putra Maryam ( Hal 192, 219, 222, 223, 243, 280, 378, 380, 387, 401, 496, 579, 622, 637, dan 639). Di sini Shamsir Ali berusaha menyembunyikan keanehan akidahnya.
Dalam kitab Tadzkirah hal 412 baris kedua dan hal 436 baris 2-3 tertulis bahwa MGA disamakan dengan anak Allah dan di hal 636 baris 13 disamakan pula dengan ’Arsy. Tadzkirah menyebutkan kedudukan MGA sama dengan ketauhidan dan keesaan Allah (hal 15, 196, 223, 246, 368, 276, 381, 395, 496, 579, 636). Lalu MGA menyatu dengan Allah dan menjadi Allah, lalu MGA yang menciptakan langit dan bumi (hal 195-197, 696 dan 700). Di hal 51 baris 4 tertulis firman Allah kepada MGA Yaa Ahmad yatimmu ismuka wa laa yatimmu ismii (Hai Ahmad, sempurna namamu, dan tidak sempurna nama-Ku). Lihat juga di hal 245, 277, dan 366.
Kedua, soal Kitab Suci. Ahmadiyah memang mengakui Alquran Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tapi Ahmadiyah tidak mengakuinya sebagai Kitab Suci terakhir. Kalaupun Ahmadiyah mengakui Alquran sebagai Kitab Suci terakhir, dibatasi hanya sebagai wahyu syariat yang terakhir, sedang wahyu nonsyariat tetap ada sampai akhir zaman.
Menurut Ahmadiyah, kitab Tadzkirah kumpulan wahyu suci dari Allah SWT kepada MGA yang kedudukannya sama dengan Kitab Suci. Shamsir Ali boleh mengelak tentang penisbahan penulisan Tadzkirah kepada MGA, tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa isi kandungan Tadzkirah berasal dari MGA.
Isi Tadzkirah menurut Ahmadyah kumpulan wahyu Allah SWT kepada MGA. Dia juga tidak bisa mengelak bahwa yang tulis, cetak, perbanyak, dan sebarluaskan Tadzkirah ke seluruh dunia adalah Ahmadiyah sendiri. Dalam 12 poin komitmen Ahmadiyah, Departemen Agama tertanggal 14 Januari 2008 dinyatakan Tadzkirah catatan pengalaman rohani MGA.
Pada awal kitab Tadzkirah tertulis bahwa Tadzkirah adalah Wahyun Muqoddas (wahyu yang suci). Di hal 43 baris 8, tertulis ucapan MGA Khoothobani Robbii wa Qoola (Tuhanku bicara langsung kepadaku dan berfirman). Di Hal 278, 369, 376, dan 637 tertulis Allah menurunkan Tadzkirah di sekitar Qodiyan. Di hal 668 baris 12 tertulis MGA sama dengan Alquran dan dia akan mendapatkan Al-Furqon.
Bagaimana bisa disamakan antara Islam yang beriman bahwa Muhammad penutup para nabi dan Alquran Kitab Suci terakhir dengan Ahmadiyah yang beriman bahwa setelah Muhammad ada nabi baru bernama MGA, dan bahwa setelah Alquran ada kitab suci baru bernama Tadzkirah yang diturunkan kepada MGA di Qodiyan, India?
Bagaimana pula bisa disamakan antara Islam yang berakidah lurus dan benar dengan akidah aneh Ahmadiyah yang meyakini MGA makhluk yang termulia, dan namanya lebih sempurna dari nama Allah serta MGA sama dengan ’Arsy dan anak Allah. Bahkan, menyatu dengan Allah dan jadi Allah? Ini persoalan ushuluddin yang sangat prinsip dan mendasar.
Ketiga, soal Ahmadiyah antek kolonialisme, bukan fitnah, tapi MGA sendiri yang mengaku. Dalam kitab Ruhani Khazain yang merupakan kumpulan karya MGA, Vol 3 Hal 21, MGA menyatakan kesediaan berkorban nyawa dan darah bagi Inggris yang saat itu menjajah India. Di hal 166 pada volume yang sama, MGA mewajibkan berterima kasih kepada Inggris yang diakui sebagai pemerintah yang diberkahi. Di volume 8 Hal 36, MGA mengaku sebagai pelayan setia Inggris, lihat juga di volume 15 Hal 155 dan 156. Puncaknya di volume 16 hal 26 dan vol 17 hal 443, MGA menghapuskan hukum jihad.
Pada 1857 tatkala terjadi pemberontakan besar yang dilakukan kaum Muslimin India terhadap penjajah Inggris, ayah MGA yang bernama Ghulam Murtaza (Murtadha) ikut pasukan Inggris untuk membantai kaum Muslimin. MGA sendiri yang cerita dalam kitab Tuhfah Qaishariyah hal16.
Itulah sebabnya Ahmadiyah disayang dan dipelihara Inggris hingga hari ini. Itu pula yang menjadi sebab Belanda tertarik menghadirkan Ahmadiyah di Indonesia pada 1925. Para pelajar Jawa dan Sumatra di India yang disebut-sebut Shamsir Ali sebagai pembawa Ahmadiyah ke Indonesia hanya kamuflase. Intinya mereka antek Belanda.
Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, Inggris, Portugis, dan Jepang di Indonesia tidak ada seorang Ahmadiyah pun yang terlibat. Ada pun nama seorang Ahmadiyah yang disebut-sebut Shamsir Ali sebagai anggota Panitia Pemulihan Pemerintahan RI dan mendapat Bintang Jasa Kehormatan dari Pemerintah RI masih harus diteliti dan diperiksa kebenarannya.
Kalaupun benar, itu tidak berarti menjadi bukti kebenaran Ahmadiyah. Banyak antek penjajah saat menjelang kemerdekaan RI balik badan secara tiba-tiba untuk mendukung Pemerintah RI. Mereka menyalip di tikungan dan menjadi pahlawan kesiangan. Mereka pengkhianat yang mencari selamat dan manfaat.
Keempat, soal legalitas Ahmadiyah di Indonesia. Ahmadiyah pernah dilegalkan berdasarkan SK Menteri Kehakiman RI No JA / 23 / 13 tertanggal 13 Maret 1953 yang kemudian dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI No 26 tanggal 31 Maret 1953. Tapi, patut diperhatikan, SK itu kadaluwarsa dan secara hukum tidak berlaku dengan adanya Perpres No 1 Tahun 1965 tentang Penodaan Agama dan KUHP Pasal 156a tentang Penistaan Agama.
Karenanya, legitimasi Ahmadiyah terus dikoreksi secara berturut-turut melalui berbagai SK yang melarang Ahmadiyah di berbagai daerah, antara lain SK Kejari Subang, Jabar, Tahun 1976, SK Kejati Sulsel Tahun 1977, SK Kejari Lombok Timur Tahun 1983, SE Dirjen Bimas Islam, Depag, Tahun 1984, SK Kejari Sidenreng, Sulsel, Tahun 1986, SK Kejari Kerinci, Jambi, Tahun 1989, SK Kejari Tarakan, Kaltim, Tahun 1989, SK Kejari Meulaboh, Aceh Barat, Tahun 1990, SK Kejati Sumut Tahun 1994, SKB Muspida Kuningan, Jabar, Tahun 2003, SKB Muspida Bogor, Jabar, Tahun 2005, Rekomendasi Bakorpakem 18 Januari 2005 tanggal 16 April 2008.
Kelima, soal prestasi dunia Ahmadiyah. Shamsir begitu bangga dengan banyaknya cabang Ahmadiyah di dunia, pembangunan tempat ibadah, sekolah, stasiun televisi, dan sebagainya. Lalu, dia menjadikan semua itu sebagai bukti kebenaran Ahmadiyah.
Apakah keberhasilan Yahudi dan Nashrani di dunia berarti mereka benar dan lurus? Sekali-kali tidak. Islam sangat menghargai kebebasan beragama, tapi Islam tidak pernah menolerir penodaan agama. Islam mengharamkan pemaksaan umat agama lain untuk masuk ke dalam agama Islam, bahkan mengharamkan segala bentuk penghinaan dan gangguan terhadap umat agama lain.
Agama lain, seperti Kristen , Budha, dan Hindu memiliki agama dan konsep ajaran sendiri sehingga mesti dihargai dan dihormati serta tidak boleh diganggu selama mereka tidak mengganggu Islam. Sedang Ahmadiyah mengatasnamakan Islam, tapi menyelewengkan ajaran Islam sehingga mereka sudah menyerang, mengganggu, dan merusak Islam. Itulah penodaan agama. Karenanya, mereka mesti dilawan dan dilenyapkan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam

F P I


Front Pembela Islam (FPI) sebenarnya sudah lama jadi incaran aliansi musuh Allah SWT yakni kelompok gabungan antara kelompok liberal, kelompok maksiat (prostitusi, perjudian, dan pornografi), kelompok kuffar, dan aparat serta pejabat yang selama ini mendulang uang haram dari perputaran bisnis haram tersebut.
Abdurrahman Wahid saja, gembong kaum liberal dan sekutu Zionis, dengan sangat pede menyatakan jika dirinya sudah 15 tahun berjuang hendak membubarkan FPI. Itu berarti sejak tahun 1993. Padahal FPI baru berdiri tahun 1998. Walau demikian kita hendaknya maklum dengan pernyataannya yang ngawur ini karena memang orang yang sudah kena serangan stroke dua kali biasanya banyak syaraf yang sudah tidak terkoneksi dengan baik. Istilah komputernya sering hang, sehingga harus di-restart atau kalau tidak bisa juga ya di-off-kan saja.
Sejak berdiri pada tahun 1998, FPI memang getol memerangi tempat-tempat maksiat. “Sudah banyak tokoh dan elemen Islam yang menyampaikan amar ma’ruf, maka kami memang mengkhususkan diri pada Nahyi Munkar. Tapi tentu dengan prosedur yang benar secara hukum formal, ” demikian ujar Habib Rizieq.
Keberanian FPI ini dalam menggempur lokasi-lokasi kemaksiatan memang tidak main-main. Rumah-rumah pelacuran, rumah judi, termasuk kantor tempat raja media porno dunia “Playboy”di Jakarta, semua diganyang oleh laskar Islam yang satu ini. Bagi media massa, baik cetak, radio, maupun teve, tindakan FPI tersebut memang merupakan berita yang layak dijadikan tajuk utama. Sayangnya, media-media yang juga banyak disusupi kelompok liberal dan kelompok penyuka kemaksiatan ini yang diekspos adalah kekerasan FPI semata.
Padahal, kekerasan atau penyerbuan yang dilakukan FPI merupakan jalan terakhir yang terpaksa diambil FPI setelah melewati berlapis-lapis prosedur, di antaranya mendesak kepolisian untuk berbuat.
“Media massa hanya mengekspos hal itu, tapi tidak memuat apa yang kami lakukan sebelum itu, ” ujar Habib Rizieq dalam sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.
Penyerbuan atau pengrusakkan merupakan langkah terakhir yang diambil FPI setelah melewati tahap-tahap sebelumnya. Habib Rizieq memaparkan, “Jika ada informasi yang menyebutkan di suatu tempat ada lokasi yang tidak beres, maka kami biasanya mengirim intelijen kami yang terdiri dari beberapa orang untuk menggali informasi yang valid. Jika benar itu tempat yang tidak beres, maka ada dua pengelompokkan yang FPI lihat. Jika tempat maksiat itu didukung warga sekitar dalam arti banyak warga sekitar yang mencari nafkah di sana dan menggantungkan hidupnya di sana, maka kami kirim ustadz untuk memberi pencerahan. Ini sisi amar ma’ruf FPI. Kami mendirikan pengajian dan sebagainya.”
“Namun jika tempat maksiat itu ternyata meresahkan warga sekitar, dan banyak yang dilindungi oleh preman terorganisir atau malah ada oknum aparat yang ikut melindungi, maka kami biasanya melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian agar polisi bisa bersifat pro-aktif. Jika sampai waktu yang kami minta belum ada tindakan apa pun juga dari kepolisian, kami melayangkan surat kembali mendesak agar aparat segera turun tangan. Ini kami lakukan sampai tiga kali. Namun jika aparat ternyata diam terus, tidak menunjukkan itikad baik untuk menyikat kemaksiatan, maka FPI pun segera mengirim surat pemberitahuan bahwa FPI akan mengirim laskarnya ke tempat tersebut untuk membantu tugas kepolisian. Ini semata-mata kami lakukan karena polisi tidak bertindak, ” lanjut Habib.
“Kami membantu tugas kepolisian. Ini patut diberi tekanan. Karena polisi terlalu sibuk sehingga tempat maksiat tersebut tetap berjalan dengan aman dalam meracuni masyarakat, maka laskar kami yang turun. Selain memberi surat kepada polisi, kami pun melayangkan surat pemberitahuan berlapis-lapis kepada pengeloal tempat kemaksiatan itu, dan biasanya mereka membandel karena menganggap polisi saja tidak berani membereskannya, apalagi FPI. Tapi sekali lagi saya tekankan. FPI berjuang untuk menegakkan agama Allah, jadi kami tidak kenal takut terhadap segala kemaksiatan. Mereka yang berada di jalan setan saja berani, masak kami yang berjaung di jalan Allah harus takut?” tegas Habib.
“Sisi inilah yang jarang diekspos media massa sehingga masyarakat banyak tahunya kami ini organisasi anarkis. Padahal kami telah melakukan berlapis-lapis peringatan, bahkan berkoordinasi dengan kepolisian dan sebagainya, ” tambah Habib.
Sebenarnya, media-media massa di negeri ini banyak yang mengetahui hal tersebut. Namun disebabkan mereka memang banyak yang berkepentingan agar FPI bubar, maka yang diberitakan adalah sisi kekerasan dari FPI. Padahal, FPI hanya membantu tugas kepolisian yang terlalu sibuk dengan tugas-tugas rutin seperti “razia” di jalan-jalan dan sebagainya. (rz/era)

Selasa, 03 Juni 2008

Sang Penipu : Markus Margiyanto alias Muhammad Ali Makrus


Ini adalah kesaksian terheboh yang pernah saya saksikan dengan mata kepala saya sendiri dan telinga saya sendiri di bulan Juni 2008 ini sebelumnya saya pernah dengar di tahun 2007, khususnya ketika saya mendengar kabar ini di berbagai forum Islam, forum Kristen, dan situs/blog Kristen pada waktu menjelang idul Fitri 1428 Hijriah. Bagaimana tidak heboh, ketika ada seorang yang mengaku diri sebagai :

-Muslim
-Seorang habib Keturunan Nabi SAW ( wka wka wka ..... )
-Seorang mantan Ketua Tim Pemburu Hantu Lativi ( ckikikiikkk .... )
-Anggota Front Pembela Islam (FPI) ( Huuuuuuuuuuuuuuu ..... )

Telah keluar dari agama Islam, lalu memeluk agama Kristen, dan mengeluarkan sejumlah kesaksian menghujat, memfitnah, dan mencaci maki Islam, yang kemudian sengaja direkam oleh umat Kristen dan disebarluaskan ke seluruh Indonesia bahkan dunia, tentu saja lewat media internet!!

Dialah "Moh. Ali Makrus Atamimi" Sang Pendeta Tukang Tipu yang beraksi di Jawa Timur, Indonesia.

Sebelum saya ajak pembaca untuk mengupas Si Penipu Ali Makrus, Silahkan Anda melihat komentar puji-pujian, komentar pengagungan, dan sambutan luar biasa sekali di seantaro dunia Kristen Indonesia yang bersyukur atas tobatnya "Mantan Habib dan keturunan Nabi SAW" yang menemukan agama "kebenaran" yaitu agama Kristen:

http://praize.multiply.com/music/item/25/Kesaksian_Ali_Makrus
http://febrina.wordpress.com/kesaksian-mantan-ketua-tim-pemburu-hantu/
http://www.forum.khabar-baik.net/viewtopic.php?p=613
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/viewtopic.php?t=14227

Yang menggelikan dan membuat saya lebih terkekeh lagi adalah ketika saya membaca di forum-forum maupun di situs-situs berisikan anjuran dari umat Kristiani terhadap umat Muslim untuk segera merenungi dan bertobat setelah terekamnya secara luas Video dan MP3 Kesaksian Ali Makrus Atamimi.

Sebelum mengupas Ali Makrus, mari kita perhatikan firman Allah dibawah ini:

"Hai orang-orang yang beriman,
jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
(QS Al Hujuraat 6)

Mari kita periksa siapa sebenarnya Ali Makrus itu.

Sumber:
Online : http://forum.swaramuslim.net/more.php?id=4260_0_24_0_M
Ali Makhrus : Pendeta Tukang Tipu beraksi di Jawa Timur

Setelah heboh pelecehan al-Qur’an di Malang beberapa waktu lalu, kini muncul lagi kaset VCD pelecehan terhadap Islam. Pelakunya Pendeta Markus Margiyanto.

Pelecehan terhadap islam ini sangat mengejutkan masyarakat Malang, Jawa Timur. Apalagi rentang waktu dengan heboh VCD pelecehan al-Qur’an di Hotel Asida itu, tidak terlalu lama. Kasus pelecehan baru ini yang juga melalui VCD, dilakukan seseorang yang mengklaim dirinya mantan ketua FPI Jawa Timur. Namanya, Pendeta Muhammad Paulus bin Ali Makhrus at Tamimi.

VCD ini pertama kali didapat oleh Abu Rantizy, Ketua Tim FAKTA (Forum Anti Gerakan Kemurtadan) Malang yang diperoleh dari temannya yang berinisial EU, (25 Aug 07), seorang mekanik komputer di Kota Batu. EU mendapatkan video tsb dari sebuah CPU (Central Processing Unit) komputer milik pegawai Kecamatan Batu yang dia servis. “Saya melihat kok ada filmnya si Makhrus itu, lalu saya minta dan diapun mengijinkan. Kemudian saya segera melapor ke FAKTA,” tutur EU saat ditemui di bengkel komputernya.

Tim FAKTA lalu menyerahkan VCD tsb ke MUI kota Malang, yang kemudian diserahkan kepada aparat kepolisian. “Sudah kami laporkan ke Polwil dan ke Kapolda, tinggal menunggu kerja kepolisian sekarang,” ujar sekretaris MUI Kota Malang M Nizhom hidayatullah kepada Sabili.

VCD Ali Makhrus yang tengah ceramah tersebut berdurasi 1 jam 11 menit 53 detik. Dalam ceramahnya, si pendeta menggunakan baju formal berwarna biru motif kotak-kotak. Lelaki berjenggot panjang dan rapi bak aktivis islam ini sangat fasih menyitir ayat al-Quran dan hadits Rasulullah SAW.

Dalam ceramahnya, Makhrus membual tentang berbagai hal. Antara lain, bersama Ki Joko Bodo menuju alam lain pake ilmu ROGOH SUKMO yaitu roh keluar dari jasadnya untuk pergi ke alam lain dan di situlah bertemu Yesus yang memberi sepotong roti juga ia mengklaim dirinya sebagai keturunan Habib (cucu Rasulullah SAW, red) dari bani Tamim dan pernah belajar di Makkah. Dia juga mengaku telah diangkat sebagai ketua FPI Jatim pada tanggal 10 Jan 2004 silam, serta mengaku sangat dekat dengan Ja’far Umar Thalib dan Laskar Jihad-nya.

Beberapa penghinaan yang diucapkan Makhrus dalam ceramahnya itu antara lain menyebut bahwa Nabi Muhammad diracun oleh istrinya ketika akan meninggal dulu. “Pada saat usia 61 tahun, Muhammad tidak bisa mendeteksi racun yang masuk di tubuhnya, karena Muhammad diracun oleh istrinya sendiri, istri yang ke-17. Jadi, total istrinya Muhammad itu ada 22,” kata Makhrus.

Menurut dia, istri ke-17 inilah yang meracun Muhammad selama dua tahun agar sekarat, hidup tidak matipun tidak. Kejadian ini pula yang dijadikan dasar oleh umat islam untuk membaca surah Yasin kala melihat orang sakit atau sekarat. “Jadi surat Yasin dibaca agar yang bersangkutan mau mati ya, agar cepat mati, kalau hidup agar cepat sembuh,” ujarnya enteng.

Pendeta yang telah menipu beberapa kiai ini juga menghina ibadah shalat Shubuh yang dilakukan umat islam. Kata Makhrus, orang islam itu shalat shubuh karena mengingat Yesus bangkit dari alam kubur yang terjadi tepat pada saat shubuh. Kiamat juga akan datang pada saat Subuh. “Itu menurut keyakinan mereka. Dua masalah inilah yang membuat orang-orang islam bangun dari tidurnya dan sujud menyembah dalam shalat subuh.”

Pendeta yang pernah mondok di Pesantren ilmu al-Qur’an (PIQ) Malang ini juga menganggap orang kriten itu adalah majikan sedang orang islam adalah pembantu. Dia juga mengklaim bahwa 75 persen isi al-Qur’an bersumber dari Alkitab (Injil). Dia menganggap orang-orang yang pergi haji ke Makkah tak lebih dari sekadar wisata, bukan ibadah. Baginya, orang yang mencium Hajar Aswad adalah mencium jin. Masih banyak lagi penghinaan Makhrus yang bikin merah kuping.

Siapakah Makhrus? Tanggal 12 Oktober 2005 silam, seorang pemuda 36 tahun bernama Pendeta Markus Margiyanto datang menemui KH Abdullah Wasi’an dirumahnya, di Sidoarjo, Jawa timur. Kepada kristolog kondang itu, Markus menyatakan niatnya untuk pindah agama dari Kristen ke Islam. Alasannya setelah membaca buku KH Abdullah Wasi’an yang berjudul Benteng Islam terbitan Pustaka Dai, ia jadi tertarik dengan islam.

Dengan berbaik sangka, mendengar paparan Markus yang sangat memukau itu, KH Abdullah Wasi’an pun menuntun pensyahadatan Markus tepat pukul 11.00 WIB. Syahadat itupun ditandai dengan surat keterangan sementara yang ditandatangai oleh KH Abdullah Wasi’an dan beberapa saksi. Usai pensyahadatan, Pendeta Markus pulang dengan disangoni uang tunai. Nama Islamnya pun menjadi Makhrus.

Namun setelah majalah Modus melakukan pengecekan secara mendetail pada bulan November 2005 lalu, ditemukan sejumlah kebohongan pada Pendeta Markus Margiyanto. Diantaranya, alamat KTP-nya di Jl. Pogot Lama II/91 RW 06/05 Kalikedinding, Kenjeran, Surabaya ternyata tidak benar. Karena rumah itu telah dijual lima tahun lalu kepada Sutarso. Sutarso pun mengaku tidak tahu menahu tentang seluk beluk dan aktivitas Markus.

Sementara itu, Darmo, tetangga depan rumah Sutarso yang tinggal di sana sejak tahun 1980 mengatakan bahwa yang berprofesi sebagai pendeta itu adalah ayahnya Markus. Setelah ditelusuri, ternyata markus bersama keluarganya yang terdiri dari anak, istri, ibu dan adiknya tinggal di Tanah merah II/22, Kalikedinding, Kenjeran, Surabaya. Rumah yang sempat difungsikan sebagai gereja ini asalnya adalah milik Pendeta Petrus Salindeho yang pernah bermasalah dengan umat islam hingga divonis hukuman penjara, beberapa tahun lalu.

Tak jauh dari rumah Markus di Tanah Merah itu, tinggallah Ustadz Ahmad Ghazali, salah seorang tokoh masyarakat yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris PC NU Surabaya. Ustadz Ghazali tahu persis daftar penipuan Markus yang bermodus ingin masuk islam dihadapan tokoh Islam lalu mendapat simpati sang tokoh hingga mendapat hadiah sejumlah uang dan materi lainnya.

Beberapa kiai yang sempat didatangi Markus, antara lain KH Miftah, di Kedung Tarukan Surabaya yang akhirnya menyumbangkan uang tunai Rp. 250.000 dan sarung merek Al-Ma’ruf berharga ratusan ribu. Ada juga KH Asep mantan ketua PC NU Surabaya, KH Abdul Syakur, KH Abdurrahman Navis dan lainnya.

Masrukin adalah salah seorang korban penipuan Markus. Dia adalah pengurus Masjid Nurul Jannah Kalilom, Surabaya. Kira-kira empat tahun lalu, Markus Margiyanto datang ke Mesjid Nurul Jannah dan menyatakan niatnya untuk masuk islam. Diapun disyahadatkan oleh Ridwan, modin setempat.

Setelah masuk islam, karenat tidak punya rumah, Markus pun butuh rumah tinggal. Dengan ikhlas, Masrukin memberikan salah satu rumahnya yang baru selesai dibangun untuk ditempati Markus secara Cuma-Cuma. Diapun tinggal dirumah itu bersama istrinya, Muslimah anak seorang kiai di Singosari, Malang.

Selama di rumah Masrukin, Markus sama sekali tidak bekerja untuk menafkahi anak dan istrinya. Kebutuhan sehari-harinya ditanggung oleh jamaah mesjid, terutama oleh keluarga Masrukin. “Mualaf itu bagi orang islam merupakan aset,” alasan Masrukin. Jamaah Masjid pun simpati dengan keislaman Markus, sehingga segala permintaannya dikabulkan jamaah. “Jamaah masjid sini sudah banyak berkorban materi, tenaga dan pikiran untuk Markus,” imbuh Masrukin.

Suatu saat, Masrukin merasakan ada gelagat yang lain karena setiap hari Minggu, pagi-pagi Markus pergi memakai baju yang rapi. “Ternyata Markus pergi ke Gereja,” kata Masrukin. Maka Markuspun dia usir dari rumahnya. Setelah pindah dari Kalilom, Markus melancarkan penipuan yang sama dengan modus pura-pura masuk islam untuk mendapat simpati dan uang dari jamaah masjid di Tanah Merah, Surabaya.

Jauh sebelum melancarkan aksinya di Surabaya. Pendeta Markus pura-pura masuk islam dan nyantri di PIQ Singosari Malang dibawah asuhan KH Bashori Alwi. Karena sudah dipercaya, dia dijadikan menantu oleh KH Ahmad Rifai, pengasuh sebuah pesantren di Singosari, Malang. Namun setelah mempunyai dua anak Markus memboyong anak-anak dan istrinya ke Jakarta lalu mengkristenkan semuanya.

Dalam pengakuannya kepada tim FAKTA Surabaya, Markus mengungkapkan bahwa ceramah-ceramahnya yang menghina islam itu berdasarkan pesanan gereja. Dia juga mengaku ditekan oleh bapaknya dan paman-pamannya yang pendeta. “Apa yang saya ungkapkan di VCD itu adalah rekayasa palsu pihak gereja,” kata Markus kepada Masyhud, ketua tim FAKTA Surabaya.

Selain tekanan gereja, Markus juga rela memberikan kesaksian-kesaksian palsu tentang islam, karena alasan ekonomi dan dorongan finansial. “Pihak gereja sengaja memanfaatkan saya untuk membenturkan islam dengan kristen,” beber pendeta yang memiliki 20 tempat pemuridan tersebut. Yang dimaksud tempat pemuridan adalah semacam tempat pembinaan dan pendidikan Islamologi bagi umat kristen.

Markus juga menyebutkan bahwa pihak gereja sengaja menyebarkan VCD ceramahnya itu untuk menghina umat islam. Posisinya sebagai mantan orang islam yang memberikan kesaksian palsu tentang islam, bagi gereja akan lebih mengena. Walau demikian, dia mengaku masih tetap seorang muslim, bukan murtad. Tentu saja kesaksiannya ini masih membutuhkan klarifikasi lebih lanjut.

Sudah banyak yang menjadi korban penipuan Pendeta Markus Margiyanto. Penipuan bermodus pura-pura masuk islam ini sungguh berbahaya. Jika setiap saat bersyahadat di hadapan tokoh islam untuk mendapat simpati dalam bentuk materi, maka jelas bahwa “penipuan berkedok masuk islam” adalah profesi Pendeta Markus.


Inilah : Transkrip rekaman VCD yang beredar di masyarakat :

Satu perkara yang mungkin menjadikan satu pertanda tanya besar dalam kehidupan kita, mengapa kita memilih Kristen menjadi agama kita. Mengapa kita memilih Kristen menjadi agama kita? Ada banyak alasan yang sering dibuat oleh manusia, namun yang menjadi catatan yang perlu kita garis bawahi, bahwa agama Kristen sangat identik dengan pengikut Kristus, dan semua manusia tahu, bukan saja orang Kristen, khususnya saudara-saudara kita di bani Kedar, mereka tahu bahwa Yesus memiliki jalan yang lurus. Yesus memiliki jalan yang lurus. Sehingga kekristenan kita ketika kita keluar dari rumah kita sudah di pantau oleh mereka ucapan kita tutur bahasa kita dan langkah kita, pola pemikiran kita, semua apa yang kita kerjakan selalu dipantau oleh keberadaan kita, apalagi di depan orang-orang Islam.

Lantas bagaimana peran kita sendiri di tengah-tengah masyarakat? Setelah saya lihat saat ini adalah kebalikannya gereja sudah menjadi diskotik itu sudah banyak. Sehingga sesuatu yang sangat memprihatinkan, ketika saat ibadah sekalipun gereja sudah menjadi diskotik. Ini sangat membahayakan sekali kalau gereja sudah menjadi diskotik. Namun saat ini, ada pertanda tanyaan dalam hati kita bersama. Kalau gereja sudah dijadikan diskotik, lantas apa yang bisa kita perbuat? Sebagai laskar-laskar kristus, sudahkah kita memiliki kekristenan yang benar?

Kalau boleh saya tanya pada pagi hari ini, siapa dihari bapak, ibu, sodara sekalian yang boleh duduk diruangan tempat ini, yang pagi ini dibekarti tuhan? Acung tangan! Jangan diturunkan dulu! Karena saya tahu bahwa malaikat disurga akan mencatat, jangan diturunkan dulu! Dan saya mau tanya! Siapa yang pagi hari ini siap mati untuk tuhan? Jangan diturunkan dulu! Semua akan butuh tuhan, bahwa semua akan siap mati untuk tuhan, puji tuhan! Turunkan!

Setiap orang yang ingin diberkati oleh tuhan berarti dia siap mati untuk tuhan. Banyak sekali orang yang menyatakan kekristenan di akhir zaman, siapa yang ingin diberkati oleh tuhan? Mereka semua acung tangan! Tapi siapa yang ingin mati utntuk tuhan? Semua turun tangan. Saya belum siap mati pak untuk tuhan, utangku sik okeh pak, saya masih ini dan itu pak, sehingga satu masalah yang paling terpenting saat ini adalah bagaimana kita bisa menyikapi kekristenan kita ditengah-tengah masyarakat.

Bapak ibu sodara sekalian agama ini merupakan suatu propaganda besar bertabrakan dimuka bumi. Khususnya Islam dan Kristen, ini khususnya,mengapa harus ada Islam dan Kristen? Mengapa tidak ada budha hindu dan lainnya? Karena konteks alkitab antara Islam dan Kristen akan terus mengadakan persaingan!

Tapi satu masalah terpenting bahwa yesus datang ke muka bumi ini bukan membawa agama. Kalau sodara kita di Islam menganggap bahwa dengan keIslamannya itu akan bisa penyelamatkan manusia masuk ke surga. Dengan kata-kata “innadiina ‘inda Allahi al Islam”, bahwa tidak satupun agama yang diridloi Allah kecuali agama Islam. Apakah benar tidak satupun agama yang diridloi Allah kecuali Islam? Benar! Jadi saya katakan benar, memang tidak ada satupun agama yang diridloi oleh Alllah kecuali Islam. Namun dalam tanda kutip Allah siapakah yang meridloi Islam itu sendiri. Allah yang kita sembah dengan Allah yang disembah sodara kita di Bani Kedar, ini jelas beda! Jadi kalau ada kata “innadiina ‘inda Allahi al Islam” itu benar! Memang Allah yang meridloi Islam dibumi anak sebagai agama baru.

Perlu saya memberi tahu bahwa Islam dengan muslim itu berbeda tapi kerena sudah menjadi budaya, orang-orang Islam ini di sebut orang-orang muslim. Sebab Islam ini identik dengan sebuah agama, tapi muslim ini bukan agama. Muslim ini adalah pribadi sifat ketarekatan hati manusia, ketasawufan hati manusia.

Sebab di Al-Qur’an di katakan disana “Yaa Ayyuhal-ladzina amanu ittaqullaha haqqa tuqaatih wa laa tamuu tuna illa wa antum muslimuun.” Kata-kata “innadiina ‘inda Allahi al Islam” dengan “wa laa tamuu tuna illa wa antum muslimuun” itu sudah berbeda, kalau Islam ini agama kalau muslim ini bukan agama. Mulai dari zaman Adam sampai turunnya Isa, ini semua muslim, orang-orang yang selalu tunduk taat pada perintah tuhan ini semua muslim siapapun bisa menjadi muslim. Muslim itu bukan agama, Cuma karena sudah menjadi budaya bahasa, akhirnya muslim di sabotase masuk didalam agama Islam.

Padahal bahasa Muslim ni jelas, Al-Qur`an memberikan satu pemaparan dengan kata-kata “wala tamutunna illa waantum muslimun,” berbeda dengan kata-kata “innaddinna indallohil islam.” Ini perbedaannya.

Ada satu hal lagi. Kalau kita sering kali membuat satu tatanan bahasa mengapa saudara-saudara kita menyebut nama Isa?

Kalau Isa jadi Yesus, ini sangat-sangat bertentangan. Kalau Abraham jadi Ibrahim, mungkin tidak menjadi masalah. Tapi kalau Isa jadi Yesus, ini sangat bermasalah. Tapi ketika kita memahami, masuk di dalam pembelajaran toreqot ke dalamnya, di sini kita akan memahami apa yang disebut Isa. Isa ini bukan nama. Isa ini adalah gelar. Sehingga Isa itu disebut dengan At-Tauhid, satu-satunya. Sehingga nama yang terus dihadapkan dan ditulis oleh Al-Qur`an disebut Almasih Isa Allahisalam. Almasih tidak boleh ditaruh di belakangnya Isa, pasti ditaruh di depannya Isa.

Almasih ini adalah orang yang diurapi Tuhan. Isa ini adalah At-Tauhid satu-satunya. Allahisalam artinya satu-satunya penjamin keselamatan, sehingga Isa itu dijuluki Nabi Pembawa Syafaat. Jadi kalau diringkes jadi satu, dia orang yang diurapi Tuhan dan satu-satunya penjamin keselamatan. Bukan salah satu, satu-satunya penjamin keselamatan.

Di Indonesia ini dipercaya oleh saudara-saudara kita di bani Kedar. Itu ada 25 para nabi dan rasul. Dan hanya ada dua gelar nabi yaitu Isa dengan Muhammad. Isa punya gelar AS, Muhammad punya gelar SAW. Tapi sayang di Indonesia, dari mulai jamannya Adam sampai turunnya Isa itu semua di belakangnya diberi gelar AS. Saya nggak ngerti bagaimana pola pemikiran di Indonesia. Saya nggak ngerti dia memakai paham yang bagaimana. Yang jelas gelar ini, pengakuan seluruh umat Islam di dunia, dua gelar ini hanya dimiliki oleh dua orang nabi.

AS ini artinya allahisalam, pemberi penjamin keselamatan, sehingga Yesus diberi gelar asy-syukruf, perhiasan syafaat pemberi jaminan keselamatan itu sendiri. Muhammad itu diberikan gelar SAW, sollallohu allaihi wasallam, artinya adalah peminta jaminan keselamatakan. Ini perbedaannya. Sehingga Muhammad diberi gelar Nabi Pembawa Solawat.

Yang satu Nabi Pembawa Syafaat, yang satu Nabi Pembawa Solawat. Syafaat ini bergerak untuk memberikan doa kepada seluruh umat manusia. Solawat ini meminta doa bagi seluruh umat manusia.

Setiap habis orang sholat, wajib hukumnya baca solawat. Setiap orang habis ngaji, wajib hukumnya baca solawat. Allohumma solli ala sayyidina muhammadin wa ala sayyidina muhammad ku anfusakum wa ahlikum naron. Ya Alloh, selamatkanlah junjunganku Muhammad wa ala alihi dan selamatkanlah juga sanak kadang keluarganya. Wa sohbihi, selamatkan juga keluarganya. Ku anfusakum wa ahlikum naron, dari ancaman Alloh yang berupa neraka.

Jadi kita tinggal memilih, mau memilih nabi yang membawa syafaat, atau memilih nabi yang membawa solawat. Tinggal kita memilih. Dan kita menawarkan kepada umat manusia. Bukan menawarkan agama. Agama tidak bisa menyelamatkan manusia. Tapi kita tawarkan, mau meneruskan, mau mengikuti teladan junjungan yang akan memberikan jaminan keselamatan itu sendiri, atau meminta jaminan keselamatan itu sendiri. Kita sendiri belum tentu selamat. Di mana kita bisa mendoakan bagi pemimpin.

Jadi hadirnya solawat itu ada riwayatnya sendiri. Ketika Muhammad pada usia 61 tahun, Muhammad tidak bisa mendeteksi racun yang masuk ke dalam tubuhnya. Karena Muhammad diracun oleh istrinya sendiri. Jadi yang meracuni Muhammad waktu itu adalah istrinya sendiri, istri yang ketujuh belas. Jadi istrinya Muhammad itu total dua puluh dua. Istri yang ketujuh belas ini meracuni dia. Dua tahun.

Kata orang Jawa, iki digawe kembang amben, mati gak mati urip gak urip. Mudune (Ind: turunnya, ed.) surat Yasin. Ya, mudune surat Yasin. Kita lihat sekarang, saudara-saurada kita ketika melihat orang sakit, orang lagi nazak, orang yang lagi sekarat, pasti diturunkan surat Yasin. Jadi surat Yasin dibaca, membuat satu pernyataan, lek mati ndang matio, lek urip ndang uripo (Ind: kalau mau mati cepatlah mati, kalau mau hidup cepatlah hidup, ed.).

Waktu itu juga begitu. Karena waktu dibacakan surat Yasin tidak tidak sembuh malah nazak tidak karu-karuan, akhirnya Muhammad mengumpulkan seluruh keluarga dan para sahabatnya untuk memberikan doa keselamatan supaya segera hari itu juga nyawanya dicabut.

Nah, setelah diturunkan bahasa solawat ini, dengan kata-kata “allohuma solli ala sayyidina muhammadin wa ala ali sayyidina muhammad, ” baru Muhammad meninggal.
Ini satu hal yang terpenting yang perlu kita garis bawahi, supaya kita bisa memahami kekristenan yang kita bawa, agama yang kita bawa. Sebab kalau kita mempropagandakan bahwa agama kita itu paling benar, kita harus mempertanggungjawabkan kekristenan kita di tengah-tengah umat Islam.

Kalau kita melihat di dalam Galatia 4, di sana jelas dikatakan ada dua perempuan, yang satu Hagar, yang satu Sarai. Harusnya ada tiga kan? Harusnya ada tiga, ada Hagar, ada Sarai, ada Ketura. Harusnya ada tiga, tapi di situ hanya ditulis dua. Dan Tuhan katakan, dua perempuan ini adalah perempuan ketentuan Allah. Dua perempuan ini adalah perempuan yang ditentukan, yang satu dari perempuan merdeka, yang satu dari perempuan hamba. Kita ini adalah lahir dari perempuan-perempuan yang merdeka, bukan perempuan-perempuan hamba. Kita ini adalah anak-anak raja. Tapi sanggupkah derajat anak raja itu kita pegang?

Kita mengatakan bahwa kekristenan ini lebih baik daripada agama orang lain. Kita akan uji. Kita akan uji dari mulai bangun pagi. Ketika azan subuh dikumandangkan oleh mereka, yang menjadi pertanyaan kita, di manakah orang Kristen waktu azan subuh? Tidur, kemulan selimut, ngorok. Bagaimana mungkin kita mengatakan bahwa agama Kristen ini adalah agama yang lebih benar daripada agama Islam? Padahal ketika saudara kita Bani Kedar mengumandangkan azan subuh, orang-orang Kristen lagi tidur. Tapi ngomong jarene agomone luwih apik (Ind: tapi berkata bahwa agamanya lebih baik, ed.).

Ketika saya tanya-jawab dengan orang Kristen, jawabannya ringan. Betul, ini jawabannya pelesetan, cuma konyol. Dia bilang, saya ibaratkan pak, wong Kristen niki majikan. Anake rojo niku lak majikan. Tiang Islam niku lak anake hamba, pembantu. Sak niki lek enjing-enjing niku sing tangi dhisik niku majikane nopo pembantune? Ini plesetan cuma konyol. Kan pasti pembantune, pak. Nggih masak rumiyen, resik-resik rumiyin. Majikane niku kajenge tangi enjing, tangi awan, tangi sore, kan mboten masalah. Nopo gunane pak, mbayar pembantu? Kan pembantu niku kudu tangi rumiyin?

Saya jawab, baik, kalau gitu ingatlah, bahwa kata-katamu akan ditulis di dalam Alkitab. Mangke teng nggone neroko niku bek anake rojo. Sebab Tuhan mengatakan, yang terdahulu menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang terdahulu. Yang bukan umatku akan aku sebut umatku. Akan banyak orang-orang Bani Kedar satu persatu diambil oleh Tuhan. Diambil untuk dipersiapkan menjadi laskar Kristus. Tapi banyak orang-orang Kristen mengetuk pintu, Tuhan, bukakan pintu sorga. Apa kata Matius 7 ayat 21-22? Aku tidak kenal kamu. Aku tidak kenal kamu, enyah kamu iblis pembuat kejahatan! Padahal dia katakan, Tuhan, bukankah aku selama hidup di dunia ini berseru atas namamu, bernubuat demi namamu. Aku tidak kenal kamu! Karena kenapa?

Ya ini akibat. Nek terose tiyang jawi niku nopo sih? Le, le, nduk, nek tangi ojok kedhisikan pitik kluruk yo! Engkuk rejekimu dicucuk pitik. Ojok pitik kluruk, mbuh onok adan subuh wong Kristen tambah kupinge ditutupi. Gak uwong-uwong iku lapo kok berok-berok ae sih? Uwenak-enake wong turu onok wong berok-berok. Padahal subuh ini melambangkan bagaimana Yesus bangkit dari alam kubur. Di pagi-pagi buta Yesus sudah bangkit dari alam kubur.

Sampeyan tangglet teng umat Islam, nopoko kok sholat subuh? Tiang Islam solat subuh niku wonten rong perkoro dasare. Kaping pisan, dasar yang diletakkan oleh orang Islam karena kaena dia mengingat bagaimana Yesus, Isa itu bangkit dari alam kubur, tepatnya itu pas subuh. Itu menurut iman keyakinan mereka. Kaping kale, tiang Islam niku nopoko kok solat subuh? Karena mereka yakin bahwa Yesus itu nanti akan datang ke muka bumi ini pada hari kiamat itu nanti, tepat pada subuh. Dua masalah inilah yang membuat orang-orang Islam bangun pada subuh, dan sujud menyembah di dalam solat subuh.

Lek tiang Islam niku saget menghargai kebangkitane Tuhan Yesus, saget keweden kerono seng jenenge Isa Alaihisalam niki mangke ndugi teng dinten Kiamat pas subuh, kenapa kita sebagai anak-anak-Nya jauh daripada semuanya itu?

Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih,
Ada masalah yang terpenting. Ketika saya ada di Madinah sana, ada satu hal yang terpenting. Bahwa orang-orang yang berangkat naik haji, itu kalau pulang, itu yang selalu dibawa adalah air Zamzam. Itu sudah pasti. Pasti air Zamzam itu yang pertama dibawa. Nek njenengan ziarah teng nggone tanggi sing wangsul ndugi moleh kaji, niku sing dipadosi pertama kali banyu Zamzam. Namun yang menjadi permasalahan saat ini, adakah kebenaran di balik air Zamzam ini? Mereka memburu air Zamzam. Teng Mesjid Sunan Ampel niku air Zamzam satu botol Aqua itu dijual 12.500. Itupun dioplos dengan air sumur Sunan Ampel. Begitu mahalnya mereka mengeluarkan uang puluhan uang, masuk ke Medinah untuk membeli air Zamzam. Tapi betulkah air Zamzam ini ada? Ini yang menjadi permasalahannya. Betulkah bahwa air Zamzam ini ada?

Ketika kita melihat sumur di sana, sumur itu ditulis dengan tatanan bahasa alif lam mim. Alif itu Alloh, lam itu air, mim itu kehidupan. Dipercayai bahwa sumur ini mengeluarkan sumber air kehidupan. Menungso niku sing dienteni niku banyu. Banyu niku wonten lambange teng nggone Gusti Yesus. Orang Budha itu yang dinantikan juga Yesus. Tanya ke orang Budha, di dalam kitab Wedha 268, di sana dikatakan bahwa seluruh umat Budha, menantikan Budha terakhir.

Saudara kita Bani Kedar, juga menantikan Yesus.
Di dalam surat as-sukruf 61 jelas di sana dikatakan, wa innahu la ilmulisyaa’atii falaa tamtaruna wattabik unii haadaaa sirotol mustaqim. Sesungguhnya Isa itu

Hakiman adila. Dia akan menjadi hakim yang adil. Itu ada dalam surat as-sukruf 61. Menjadi hakim yang adil. Falaa tamtaruna wattabik unii haadaaa sirotol mustaqiim. Apa kata Isa di sana, ikutilah aku. Aku ini jalan yang lurus. Jadi Al-Qur`an sudah memberi gambaran bahwa Al-Qur`an memerintahkan kepada seluruh umat manusia, untuk ikut Isa. Belum satupun ada ayat yang mengatakan bahwa Muhammad ngomong, ikutilah aku, aku ini jalan yang lurus. Ini belum ada. Tapi hanya ada satu kata, “ikut aku, ” kata Isa, “sebab aku ini jalan yang lurus.”

Sering kali saudara kita dalam solat wajib, sering kali dia membacakan surat alfatehah. Dalam ayat yang keenam sering kali dibaca dengan kata-kata “ihdinas sirootol muustaqiim.” Ya, Alloh, tunjukkan aku jalan yang lurus.

Bagaimana cara kita bisa menginjili? Kita bawa Alkitab, kita baca Yohanes bahwa Tuhan Yesus ngomong, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.” Ndak masuk, dia akan berkata, “propaganda.”

Al-Qur`an bertanyak, Al-Qur`an juga harus memberikan jawaban. Karena kenapa? Tujuh puluh lima persen Al-Qur`an, seluruh yang ada dalam Al-Qur`an, tujuh puluh lima persen sumbernya diambil dari Alkitab. Seluruh yang ditulis di dalam Al-Qur`an tentang Yesus, tidak ada satupun kesalahan. Tidak ada satupun. Jadi jangan kira Al-Qur`an itu tidak benar. Hanya terjadi kesalahpahaman. Contoh kecil, kalau kita melihat acara Idul Adha, menurut Islam yang disembelih itu adalah Ismael, tapi menurut orang Kristen yang disembelih adalah Ishak.

Kalau saya sudah lagi bicara, bau masakan gini, perut saya keroncongan, malihan.
Ya. Tapi benarkah ini? Coba tanyakan ke saudara-saudara kita di Bani Kedar. Ya, saudara kita di Bani Kedar itu kalau lagi bicara, itu pasti yang ditanya hanya satu, endi dalile? Nah, bapak-bapak, ibu juga tanya begitu. Endi dalile nang Al-Qur`an nek sing dibeleh iku Ismael? Dudokno dalile, dudokno ayate, dudokno kitabe! Tidak satupun ayat yang menyampaikan bahwa yang disembelih itu adalah Ismael. Nggak ada satupun ayat. Yah, justru yang disembelih oleh Ibrahim menurut Al-Qur’an adalah Ishak. Walaupun nanti pada akhirnya diganti domba.

Jadi Al-Qur’an tidak pernah ngomong Ismael. Di dalam kitab suci Al-Qur’an yang diomongkan yang disembelih itu adalah Ishak, bukan Ismael.”

Ada banyak. Contoh kecil umat Islam tidak percaya kepada penyaliban. Bagaimana mungkin, tidak ada satupun ayat Al-Qur`an yang tidak mengakui bahwa Yesus itu tidak disalib. Al-Qur`an mengakui mulai dari kelahiran, keselamatannya, dari penyaliban, sampai dibangkitkan hidup kembali. Robbana atina fid dunya hasana wa fil ahiroti hasana tawwakhina adabanar. Kalau kita melihat di dalam surat Maryam 33, kalau saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia jelas di sana dikatakan, “Selamatlah aku ketika aku dilahirkah, ” kata Isa. “Selamatlah aku ketika mati, selamat pula ketika aku dibangkitkan hidup kembali.”

Dan pada ayat 34 jelas di sana dikatakan, “Isa fainnahu roholulloh khalimatuh.” Isa selalu mengatakan perkataan yang benar, yang mereka selalu berbantahkan kebenaran itu. Dan dia adalah rohnya Alloh itu sendiri. Dan dia adalah khaaliamaatuhu nur jannah. Dia adalah Firman yang Hidup dan Cahaya Surgawi. Itu Isa. Jadi orang Islam ini mengapa kok benci sama orang Kristen?

Kita mulai kembali kepada Alkitab dulu. Diawali dari Kitab Kejadian 16. Tuhan sudah memberikan satu penulisannya. Bagaimanapun juga, nanti hadirnya dari Bani Hasyim menurunkan Bani Kedar, yang diturunkan dari Ismael, disikapi dengan satu bahasa, dia seperti keledai liar.

Sekarang kita balik, sanggupkah orang Kristen ini jadi pawang-pawangnya keledai liar? Bukannya keledainya malah lari, malah takut. Banyak orang Kristen lihat keledai liar malah takut. Ndak usah takut. Bagaimanapun kita harus mempunyai kemampuan dan dibimbing oleh Roh Kudus untuk menjadi pawangnya keledai liar. Supaya kita bisa menjinakkan keledai itu. Yah, ini yang harus kita garis bawahi. Setelah saya banyak hal, tiga tahun ketika saya di Afghanistan, ada banyak pembicaraan dari tokoh-tokoh Islam di sana. Kenapa orang Islam itu bisa benci sama orang Kristen?

Satu, timbulnya roh iri hati. Tidak satupun ayat Al-Qur`an yang membicarakan bahwa umat Islam ini dijamin keselamatannya. Tidak ada satupun. Dan tidak ada satupun mengatakan bahwa bangsa Arab ini adalah umat pilihan yang diberkati oleh Tuhan. Ini nggak ada. Mereka iri, mereka bertanya, untuk apa aku percaya kepada Al-Qur`an, kalau Al-Qur`an ternyata membicarakan agama orang lain? Membicarakan umatnya orang lain? Membicarakan junjungan orang lain?

Hal sesuatu yang nggak masuk akal. Muhammad ditulis di Al-Qur`an itu cuma dua persen, Yesus ditulis di Al-Qur`an tujuh puluh lima persen. Sesuatu yang aneh. Harusnya itu Yesus ditulis dua persen, Muhammad ditulis tujuh puluh lima persen. Ini keterbalikannya. Sehingga banyak orang Islam mulai berpikir, kenapa kok bisa begini? Dia terus cari, dia kepingin tahu, diberkatilah Allah Abraham, Allah Yakub, Allah Iskak, dan harus ditambah Allah Ismael.

Al-Qur`an tidak pernah menemukan dan menulis satu ayat pun tentang diberkatilah Allah Ismael. Selalu dikatakan diberkatilah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Di manakah Ismael? Mereka protes. Mereka protes kenapa Tuhan ini nggak adil? Sangat-sangat tidak adil, di mana letak Ismael? Kalau kita mau kembalikan kepada Alkitab, Al-Qur`an ini merespon dengan kejujurannya. Kenapa? Karena Ismael menurut Alkitab memang tidak pernah ada berkat. Yah, berkat yang dicurahkan Tuhan kepada Ismael dikarenakan satu hal, yaitu permintaan dari bapaknya. Kalau bapaknya ndak minta berkat kepada Tuhan untuk dicurahkan kepada Ismael, maka Tuhan nggak akan memberkati Ismael. Jadi Tuhan memberkati menganugerahkan kepada Ismael karena permohonan Ibrahim. Sehingga Al-Qur`an tidak pernah menulis. Mereka mulai bingung, kenapa? Dari kecemburuan inilah akhirnya mereka membuat satu hal yang sangat paten. Al-Qur`an tidak boleh dibahasakan, Al-Qur`an harus dibahasakan sesuai dengan bahasa aslinya. Apa yang terjadi di Indonesia? Terjadilah sebuah tatanan bahasa “iqrok, ” tata cara membaca Al-Qur`an. Mbaca thok, itu sudah ibadah, mbaca thok itu sudah dapat pahala.

Di akhir zaman, wong Kristen melok-melokan iqrok. Alkitab cumak diwoco thok, ora dilakoni. Kalau menurut orang Islam, membaca Al-Qur`an ini dapat pahala dan ibadah. Menurut keyakinan orang Kristen, orang baca Alkitab ini bukan ibadah, ini bukanlah pahala. Sebab apa, moco gak dilakoni yo percuma.

Yah, banyak kan, salah tafsir jemaat kepada pendeta. Pagi kita baca satu pasal, yah sudah dibaca satu pasal, ditutup sudah selesai. Nggak ubahnya kan, seperti mereka, iqrok?

Dan ketika sumur yang ada di sana itu disebut sumur alif lam mim, coba periksa nanti di Al-Qur`an, tidak ada satupun ahli penerjemah yang berani menerjemahkan ini. Nggak ada. Nggak ada.

Dan sumur yang besar ini masuk ke masjidil harom, itu tempat untuk tempat orang-orang ambil air wuduk. Itu dipagar betis. Jadi sumur itu tidak boleh dilihat oleh satupun juga. Jadi orang-orang yang berangkat naik haji itu hanya lihat dari pagar betis, sebagai mitos dia percaya bahwa sumur itu mengeluarkan sumber air kehidupan yang disebut air Zamzam. Yang boleh masuk ke sumur itu, melihat, yang boleh masuk ke dalam Kakbah, itu hanya ada dua turunan, Habaib dengan Syeh. Ulama besar pun tidak akan boleh masuk kalau tidak mempunyai gelar Habaib.

Yah, Habaib ini merupakan silsilah turunan. Orang yang disebut Habaib itu bukan sekedar orang Arab. Tidak semua orang Arab bisa disebut Habaib. Jadi Habaib ini memang ada silsilah. Orang kalau berani memberikan nama Habaib, berarti orang itu pasti mempunyai faktor keturunan dari Muhammad itu sendiri, disebut Habaib. Kebetulan kami sendiri dari keluarga Habaib. Jadi kami mendapat izin respon positif untuk melihat sumur itu selama saya ada empat tahun di sana. Apa yang terjadi? Jadi di sumur yang besar itu, di dalam sumur itu nggak ada airnya. Kosong, kering!

Yang menjadi pertanyaan kita saat ini, lantas yang dibawa oleh orang-orang yang pulang naik haji ini apa? Padahalan dia yakin diambil dari sumur ini. Padahal sumur ini kosong. Ternyata dari dam yang besar ini, ini disuling oleh orang-orang Arab. Yah, disuling untuk dijadikan air Zamzam. Jadi sebenarnya, yang dibawa oleh orang-orang pulang dari Mekkah masuk ke Indonesia ini bukan air Zamzam yang ada di dalam sumur ini. Tapi yang benar adalah air Zamzam made in PDAM Arabia. Jadi memang itu air PDAM, bukan air Zamzam yang ada dalam sumur ini. Sesuatu hal yang sangat mengerikan.

Tapi mereka begitu percayanya, yakin. Karena kenapa? Manusia ini sangat membutuhkan sumber air kehidupan. Berapapun nilai harganya dia beli. Kita harus berbangga jadi orang Kristen. Karena kita mempunyai Allah sumber kehidupan, gratis. Tapi banyak orang Kristen nggak mau dikasih gratis. Banyak ndak mau. Yah, banyak sekali ndak mau.

Saya pernah diundang di sebuah gereja. Saya ketika menyoroti, saya hanya memberikan satu perumpamaan, tapi ada beberapa jemaat itu tersinggung. Saya sampaikan ketika persembahan diginikan (digelar, ed), saya bilang, setiap persembahan di depan saudara, tangan saya tidak memasukkan. Berarti anda sudah menolak sumber air kehidupan itu sendiri, padahalan gratis.

Saudara kita di Islam, berapa puluh juta untuk naik ke Mekkah, yang dibutuhkan cuma satu, air Zamzam.

Orang-orang yang berangkat ke Mekkah, itu sebenarnya tidak lebih dari sekedar ziarah dan tour saja. Setelah itu dia puter Kakbah, tujuh kali keliling Kakbah. Dia puter. Kalau bapak-bapak lagi ke sana, kalau melihat orang-orang di sana, kalau duduk termenung. Saya pernah sama temen-temen saya, beberapa santri di sana, duduk termenung sambil berpikir. Ketika orang-orang itu muteri Kakbah, melempar batu zumroh, itu mulai saya berpikir. Pikiran saya hanya satu, kenapa permainan anak kecil ini dibawa kesini? Coba, anak kecil itu kan seneng muter-muter. Habis muter keliling Kakbah, tek tujuh kali keliling, setiap orang mencium Hajar Aswad rebutan. Ngambung Hajar Aswad iku lho rebutan. Hajar Aswad itu dihuni oleh 8.888 jin, yang dikapalai satu jin yang namanya Huda Al-Fitiri. Ngambung jin rebutan, bojone gak tau diambung, jin diambungi nang kono. Lak wis gak lumayan tah wong-wong iki.

Ngambung jin iku lho rebutan. Nah, ini kan mulai pikiran manusia ini perlu diperiksakan ke psikiater. Jin diambung rebutan. Lho betul, orang mencium Hajar Aswad, itu tidak semua orang naik haji bisa. Rebutan itu mencium Hajar Aswad.

Habis mencium Hajar Aswad, berangkat beberapa kilo, ambil batu. Ini kan dulinane arek cilik eneh. Ambil batu, disitu ada batu besar, di sini ada tembok pemisah, disini ada batu kerikil zumroh. Batu kecil diantemno nang watu guwedhe. Jadi dia melempari terus. Dia melempar, disebut melempari batu zumroh. Mulai hati saya bertanya, ketika orang-orang itu percaya bahwa setiap pagi batu zumroh kerikil itu ada di situ lagi. Dan nanyalah orang itu kepada juru kunci. Apa jawab orang-orang disana? Batu zumroh niki mudik teng suwargo, plegg!! Saya mulai berpikir, mosok Gusti Alloh niku ngurusi kerikil tutuk suwargo. Coba kita berpikir, suwargo iki lho, opo nggone kerikil? Mosok Gusti Alloh iki gak duwe kerikil nang bumi, cek adohe ngedokno kerikil tutuk suwargo. Ini hal yang nggak lazim.

Padahal kenapa setiap hari itu dibuat melempar habis. Habis. Tapi setiap malam batu yang dilemparkan dalam sana, dibawa oleh juru kunci lagi dimasukkan sini lagi. Yah, perputaran.

Dan orang-orang yang naik haji ke sana itu, saya mulai berpikir, kenapa ya mereka kok begitu, ya? Sampai-sampai di sana itu banyak orang yang menghadap kepada makamnya Nabi Muhammad itu banyak. Ada yang minta pesugihan, ada yang minta supaya tokonya laris, ada yang minta proyeknya berhasil, ada yang minta nomer togel, buanyak hal di sana. Banyak hal, sebab masalahnya di sana banyak tengkulak-tengkulak, pedagang-pedagang yang gaya menipu. Orang Indonesia ini kan, mudah dibodohi.

Kejelekannya orang Indonesia ini percaya pada mitos yang over, berlebihan. Tasbih, orang Arab itu nggak kenal sama tasbih. Di Masjidil Haram itu nggak ada orang shalat pakai tasbih, itu ndak ada. Adanya di Asia Tenggara khususnya Indonesia. Jadi tasbih itu diambil dari Indonesia, dibeli oleh orang-orang Arab, dari Arab dibeli lagi oleh orang-orang Indonesia. Kan bingung a wong-wong iku bingung. Tasbih iki digawe puter-puteran. Tapi dia yakin, dia nggak peduli tasbih ini dari mana saja, asal tersentuh dengan tanah suci Mekkah, dia yakin ada kekuatan di sana. Nah, inilah.

Satu hal mulai saya bertanya dalam hidup saya, sumur ini saja sudah membohongi umat manusia. Tapi satu hal, ada rasa iba dan prihatin. Mengapa saudara-saudara kita ini, yang saat ini membutuhkan air kehidupan, kita yang memegang air kehidupan, kenapa kita tidak memberikannya? Mereka saat ini haus. Apa yang ditulis, yang diramal oleh kitab Nabi Amos, Tuhan katakan jelas di sana, “Pada akhir zaman nanti itu Tuhan akan menurunkan kelaparan dan kehausan, tapi bukan kelaparan dan kehausan akan makanan dan minuman, tapi kelaparan dan kehausan akan Firman Tuhan.

Saat ini saudara kita di Bani Kedar itu lapar dan haus. Kitalah sebagai pemegang kunci. Jangan takut! Jangan takut, orang Bani Kedar itu nggak perlu ditakuti. Nggak usah takut, waktunya mati ya sudah mati, nggak masalah. Ndak usah takut kita jadi orang Kristen. Kita mati hari ini pun tidak masalah, Tuhan sudah sediakan rumah di surga. Asal ojok ningggali utang dhisik nang dhonya, ninggali utang payah, tagih nang akhirat nanti.

Bapak ibu saudara yang terkasih,
Satu hal yang ada di Mekkah sana tidak pernah merubah hidup saya untuk menjadi orang Kristen, tidak. Saya memang mulai ada rasa ke syak-an, tapi bukan berarti saya mulai melirik agama Kristen untuk menjadi agama pilihan agama saya, tidak juga. Sebab di mata hati saya tetap menganggap bahwa Kristen itu adalah agama kafir, mentuhankan manusia, mentuhankan seorang nabi, Tuhan kok punya anak, berbagai banyak hal. Sehingga saya mulai menyelidiki.

Untuk melihat Yesus sebagai Tuhan, tidak bisa melalui sekolah teologi. Saya nggak percaya, sangat-sangat nggak percaya kalau sekolah teologi itu bisa membuktikan bahwa Yesus itu Tuhan. Saya pun tidak percaya kalau sekolah teologi bisa membedah Allah trinitas. Mulai zaman kecil saya sampai sekarang perdebatan tentang Allah trinitas terus terjadi. Karena kenapa? Terlalu banyak teori.

Kekristenan kita ini hanya ada satu, memiliki roh kristus! Kita punya talenta, punya kornea, apa saya, kalau hati kita nggak ada roh Kristus itu namanya pembohong. Apapun yang kita perbuat, Roh Kudus akan bekerja.

Ketika saya diundang oleh KH Mansuri di Pondok Pesantren Al-Fatah di Pasuruan, pada tangga 11 November waktu itu. Pertemuan membahas Allah trinitas. Banyak orang teologi itu membahas trinitas itu kayak matahari, kayak rokok, kayak apa lagi buanyak perumpamaan ala trinitas, semua difatalkan. Saya hanya katakan Subhanalloh! Allah trinitas ialah Allah trinitas, tidak bisa disamakan dengan satupun. Allah yang saya sembah adalah Allah yang Esa. Allah yang saya sembah Allah yang tidak bisa dilihat.

Sampai sekarang, anak saya Nursaidah itu, anak saya yang pertama, dia anak pertama yang baru masuk di sekolah SMA Negeri 5 Surabaya. Itu barusan masuk Kristen tapi dia sudah memenangkan banyak jiwa teman-temannya dia sudah dibentuk menjadi laskar yang begitu kokoh. Ketika anak saya didatangi oleh teman-temanya Islam di SMA. Ia tanya, kebetulan di ruang tamu ada poster gambarnya Tuhan Yesus, anak-anak saya ditanya oleh teman-temannya, “Itu gambar siapa?” Ini adalah jebakan, maka berhati-hatilah.

Kalau kita sampai orang Islam bertanya pada kita, itu gambarnya siapa? Kita akan jawab itu gambarnya Tuhan Yesus. Jangan salahkan kalau orang Islam ngomong bahwa kita ini orang kafir. Yah, berhati-hatilah. Itu gambare Tuhan Yesus, lha wong Tuhan kok isok digambar? Kan logis ya, sangat logika, masak Tuhan bisa digambar? Jadi harus kita melihat ruang lingkup di mana kita berbicara. Kalau kepada sodara kita di Bani Kedar, jangan sekali-kali bilang itu adalah gambar Tuhan Yesus. Tapi sampaikan berdasarkan surat Al-Anas ayat 2 dan 3, dia adalah maalikinas, Yesus iku rojone menungso, dia adalah illahinas, ilahi menungso menungso ilahi. Yesus adalah ilahi manusia dia adalah manusia ilahi. Yang digambar, yang dilukis ini adalah manusia adanya tapi dia adalah Ilahi itu sendiri disebut illaahinas. Illahi manusia, manusia ilahi, orang Islam nggak akan bisa jawab.

Tapi kalau kita tetep ngotot iki gambare Tuhan, dia akan memprotes kita, “Wong Tuhan kok iso digambar. Lha lek Tuhan iku digambar, wong Kristen iku kafir!” Masak bisa Tuhan digambar, Tuhan itu sesuatu sinar, cahaya yang nggak mampu ditelaah oleh mata manusia, bagaimana mungkin bisa digambar? Jadi yang digambar ini adalah iiliahinas. Dia adalah Isa fainnahu, dia adalah roholuloh itu sendiri dan dia adalah khaaliimaatuhhu, dia adalah firman yang hidup.

Ini satu hal yang menjadikan satu pertentangan hidup saya ketika saya habis dari Madinah di Afghanistan. Saya keluar, saya dipersiapkan untuk menjadi Laskar Jihad. Yah. Sebelum saya menjadi Laskar Jihad, saya benar-benar dibentuk waktu itu ada di Ambon. Saya bersama Ustadz Ja’far waktu itu. Karena Laskar-laskar Jihad ini merupakan satu sebuah laskar yang memang dipersiapkan betul untuk menghadapi kelompok-kelompok orang-orang Kristen.

Terus lahirlah FPI itu sendiri. Pada saat itu Jawa Timur masih kosong. Kosong masih belum ada gerakan orang FPI sama sekali. Belum ada gerakan orang FPI sama sekali, sehingga Habib Riski waktu itu memanggil saya. Saya disampaikan bahwa seluruh dewan pengurus yang ada di FPI meminta saya untuk memimpin, menjabat FPI di Jawa Timur. Karena tugas FPI harus diserahkan kepada orang yang punya gelar habaib. Kalau nggak ada embel-embelnya habaib, ndak boleh. Akhirnya saya pimpin. Karena pemimpin FPI harus memiliki banyak kriteria, salah satunya tidak pernah kenal kompromi. Tidak pernah kenal kompromi sama sekali, bengis, licik, picik. Itu sudah saya program.

Pada tanggal 10 Januari pada tahun 2004 ketika saya diangkat menjadi ketua FPI di Jawa Timur, saya sudah persiapkan begitu detailnya. Tugas saya hanya satu, hancurkan kelompok kristenisasi di Indonesia. Dan saya akan hadapi setiap kelompok gerakan orang-orang Kristen di Indonesia. Siapapun juga dia saya akan hadapi! Dan rencana jahat saya ini sudah mulai saya timbulkan program untuk membuat suatu kekacauan, untuk membuat suatu pengeboman, untuk membuat ini dan itu. Saya meminta data kasus pada tahun 1996 di Surabaya, saya sudah diberikan data lengkap dan saya sudah punya nama, daftar nama-nama gereja yang sudah saya persiapkan untuk saya sikat habis. Saya sudah siapkan, rapatkan barisan, saya siap kontak. Saya siap kontak di Sukun. Kebetulan markas saya ada di Malang, di Sukun 500 meter dari sekolah Alkitab Nusantara. Itu markas besar saya, sampai sekarang masih tetap berdiri teguh. Mereka setiap hari Kamis kumpul, selalu pakai jubah, pakai celana tiga perempat. Banyak! Itu dalam kepemimpinan saya, sekarang dipimpin oleh ustadz Kusnul. Satu kepemimpinan saya persiapkan

Tapi apa yang terjadi? 2004 adalah tahun persiapan saya untuk menghancurkan orang-orang Kristen. Saya nggak mengerti kenapa saya benci kepada orang Kristen. Saya ndak mengerti, hanya saja ditanamkan oleh guru saya bahwa orang Kristen itu kafir. Walan tardo ankal yahudu wala nasorro haataa tatabia milatahum. Wong yahudi iku nggak obahe koyok babi, wong Kristen iku nggak ubah seperti anjing, dia adalah haram. Penanaman itu tertanam dalam hati saya, sehingga saya katakan orang Kristen ini memang orang pembuat kerusuhan. Kebencian saya semakin mendalam. Saya persiapkan betul.

Ketulan saya sendiri terlibat dalam pengurus penasihat paguyuban paranormal. Waktu itu Ki Joko Bodo sempat ngebel saya, “Habib, boleh nggak saya minta sesuatu untuk mendampingi saya untuk melacak golekan kencono bersama beberapa teman paranormal?” Akhirnya saya iyakan.

Memang saya secara pribadi mengenal dunia ghoib itu bukan belajar. Dari turunan, jadi saya usia 4 tahun itu saya sudah bisa melihat, di situ ada ini dan itu. Sehingga ketika LATIVI membuka suatu peran Tim Pemburu Hantu, kami terlibat di dalamnya untuk menjadi Tim Pemburu Hantu di sana. Mungkin yang sering kali lihat LATIVI tidak akan asing, karena rambut saya waktu itu masih panjang. Tapi sekarang seringkali di siaran tayang di siaran tunda ulang itu terus terjadi di LATIVI, saya nggak tahu apa motivasinya. Tapi saya biarkan aja, saya merasa juga nggak dirugikan dalam hal itu.

Satu masalah yang terpenting waktu itu, tepat pada tanggal 29 Maret saya bersama rekan-rekan untuk mengambil golekan kencono itu. Apa yang terjadi? Rata-rata orang yang bisa mengambil itu kan ada satu kekuatan yang disebut ilmu rogosukmo. Jadi melepaskan rogo dari sukmanya ini. Keluar, masuk ke alam lain. Pada tanggal 29 Maret itulah pertemuan saya pertama kalinya dengan Yesus. Saya ambil, terus saya lacak. Saya baca segala bentuk cara, saya nggak menemukan apa-apa. Di belakang saya ini ada yang pegang pundak saya, “Assalamu ’alaikum makhrus.” Suara itu sangat menggema dan saya yakin suara itu tidak pernah saya rasakan selama saya mengenal dunia jin. Ketika tangan itu menyentuh pundak saya, ada sebuah power yang masuk.

Saya ini sering kali mengislamkan jin, karena selama hidup saya punya 182 jin yang saya islamkan yang menjadi santri saya. Jadi ngajinya sama saya.

Jadi saya itu seneng mengislamkan jin. Lebih-lebih kalau pikiran saya sumpek di dunia saya masuk ke dalam alam jin. Karena alam jin, jin itu cantik-cantik beda dengan gondoruwo. Kalau gondoruwo nggak ada yang cantik, semua jelek-jelek. Kalau jin itu orangnya di sana memang cantik-cantik, sehingga orang-orang dari paranomal kalau sudah masuk alam jin. Banyak, kan? Para normal itu banyak yang menikah dengan bangsa halus itu banyak, menikah dengan jin. Paranormal yang pikirannya, IQ-nya sudah jongkok sampai menikah dengan gondorowo pun juga sering terjadi. Padahalan bersentuhan saja saya rasanya juga bagaimana kan? Sebab gondoruwo itu jarak radiasi jauh gitu baunya sudah tercium. Jadi gondoruwo itu baunya arus, amis. Maka di desa-desa kadang kala ada suami meninggalkan istrinya terus ada yang datang persis suaminya. Nah, gondoruwo itu pinter mendo-mendo jadi orang lain tapi dia nggak bisa merubah kakinya. Jadi mulai wajah sampai kaki ini bisa, jadi lutut ke bawah tetap gondoruwo jadi lutut ke atas dia bisa merubah. Ini sering kali kejadian. Yah, sering kali kejadian, ada banyak memang ya.

Saya sering kali ditanyakan oleh orang Kristen, Pak apakah betul Nyi Roro Kidul itu ada? Saya jawab, “Betul! Satu bulan saya dua kali (ketemu) karena saya ada ikatan perjanjian darah dengan Nyi Roro Kidul. Jadi Nyi Roro Kidul itu bukan mitos, bukan cerita dongeng rakyat, bukan! Nyi Roro Kidul itu memang betul-betul ada. Saya yang jadi saksinya, saya melihatnya sendiri, saya melihat kerajaannya sendiri, semuanya itu ada. Karena itulah kekuatan iblis, setan itu semuanya bisa berubah-berubah dalam segala hal.

Semua segala bentuk kekuatan apapun itu ada. Sampai orang-orang paranormal ada yang menjual selendangnya gondoruwo, banyak. Itu asli dari sana memangnya. Sampai jual tuyul, jaman saya dahulu tuyul itu di jual lima juta, sekarang tuyul itu sepuluh sampai dua puluh juta tergantung kesaktiannya. Kalau yang betul-betul ekspor impor, tuyul itu sampai tiga puluh juta perbiji. Ya, betul ini, tuyul itu mahal. Betul, tuyul itu mahal, perekor itu bisa sampai 30 juta kalau kesaktiannya itu bisa menembus dari tiga dimensi, itu sampai 30 juta.

Jadi tuyul itu juga punya ilmu, kalau yang paling murah itu 10 juta, paling murah. Ya, paling murah. Biasanya kalau yang paling murah itu yang jadi korban istrinya. Istrinya itu tubuhnya ndak pernah bisa gemuk, kurus saja. Karena kenapa, tuyul ini sering ngempeng. Kata orang Jawa itu ngempeng, ngempeng ke istrinya, berhati hatilah. Jadi kalau ada orang kurus, perempuan berhati hatilah jangan sampai ngingu tuyul. Jangan sampai! Ini bahaya! Ya, ini sesuatu yang bahaya.

Bapak-bapak ibu saudara sekalian,
Satu hal yang sangat perlu kita garis bawahi, setelah Tuhan memberikan suatu hal pada saya, saya toleh ke belakang, dia menyodorkan tangannya, “Inikah yang kamu cari?”

Sebelum saya masuk ke alam ghoib itu yang namanya golekan kencono, itu sudah diseket gambarnya seperti demikian. Tapi di tangan orang itu saya tidak melihat gambar seperti golekan kencono, persis seperti roti. Saya mulai berpikir, bukan itu yang saya cari. Dia tetep ngomong, “Ambil ini!” Dia tetep ngotot, saya hanya melihat tangan waktu itu, tangan dan suara, tangannya ini penuh sinar yang saya tak bisa lukiskan. Saya tidak bisa menerima itu. Karena saya nggak bisa terima, waktu habis. Orang ngerogo sukmo ini ada sebuah waktu, kalau waktunya habis dia tidak kembali ke tubuh jasadnya, ini tubuhnya akan hancur. Jadi saya kembali lagi, omong punya omong.

Nah, waktu itu Ki Joko Bodo tanya pada saya, “Habib, kira-kira sudah bisa deteksi belum?” “Sudah!” Saya cerita kepada Ki Joko Bodo. Apa yang terjadi, para normal itu berbeda dengan ustadz. Kalau paranormal itu bukan orang Islam. Kayak Ki Joko Bodo itu bukan orang Islam. Jadi sholat juga enggak. Megang Al-Qur`an juga enggak. Karena kenapa? Rata-rata kalau asli para normal itu tidak percaya pada surga dan neraka. Termasuk Ki Joko Bodo, Ki Gendheng Pamungkas, itu tidak percaya kepada surga dan neraka.

Tapi aneh! Ketika saya sampaikan kepada Ki Joko Bodo, Ki Joko Bodo menyampaikan pada saya, “Habib, apa yang Habib lihat itu tadi, itu adalah lambang suwargo.” Ini saya terjemahkan karena kalau beliau ngomong sama saya itu pakai bahasa Jawa. “Habib sing njenengan tingali niku mau sakjane wujude suwargo.”

Saya mulai berpikir, orang yang tidak percaya kepada surga dan neraka, dia bisa membuat pernyataan bahwa itu adalah wujud, wihdatul wujud dari nur jannah itu sendiri. Terus saya bilang, “Tolong deteksi! Deteksi tangan siapa yang menyentuh saya!”

Bukan apa-apa, sekedar bahasa orang yang lagi putus asa, saya mau balik lagi ke jasad saya. Akhirnya dalam hati saya waktu itu mula baca subhanalloh, terus saya baca. Walhamdulilllah, saya terus membacakannya. Subhanalloh, Maha Suci Engkau Ya Allah. Aneh, tak wocono Surat Jin mendatangkan kekuatan iku gak teko-teko, tapi ketika saya baca subhanalloh Maha Suci Engkau Ya Allah, dia datang.

Ini mulai jadi perhitungan saya. Dipocokno surat jin gak teko, dipocokno Maha Suci, datang!

Ketika datang saya dalam kondisi tertunduk. Saya merasakan datang itu. Biasanya memang orang-orang ahli ghoib merasakan ada kekuatan seperti angin besar, itu dia rasakan datang. Nah ketika datang, dia langsung katakan satu hal kepada saya. Tanpa tedeng aling-aling dia katakan satu kata kepada saya, “Ya ayyuhaladina amanu tubbuu ilaihi tobbatanassuha.”

Hai Makrus, bertobatlah kamu, sesungguh-sungguhnya engkau bertobat kepadaku!” Saya tanya, “Siapa kamu?” Saya dalam keadaan kontak batin. Dia ngak mau memberi tahu saya. Dia sodorkan tangannya persis seperti pertemuan pertama di belakang saya. Dia sodorkan tangannya, “Ambil ini!”

Saya mulai bingung, kenapa saya harus disuruh mengambil ini? Saya tetep ngotot, “Siapa kamu?” Saya hanya menyampaikan kalau saya mau ambil jimat itu kalau engkau mau sebut nama kamu. Tetap tidak mau menyebutkan namanya. Akhirnya saya terpaksa harus mengambil benda dari tangan orang itu. Yang di atas tangan adalah roti. Ketika saya ambil, apa yang terjadi? Roti itu hilang dari tangan, masuk dalam seluruh organ tubuh saya.

Ada hal yang sangat aneh. Saya merasa 43 tahun saya pikul beban berat, ketika saya ambil roti dari tangan itu, beban berat ini hilang. Empat puluh tiga tahun saya pikul beban itu, hari itu juga lepas begitu saja. Saya mulai merasakan begitu indahnya. Kalau saya boleh pinjem bahasa orang Jawa, setelah saya ambil jimat itu ada kekuatan yang luar biasa. Pikulan ini hilang, beban ini hilang. Saya merasakan ada sebuah kedamaian yang tidak pernah saya miliki selama hidup. Sebuah kedamaian dan kedamaian selama 43 tahun, itu adalah kedamaian yang hampa. Semu, palsu. Tapi setelah saya menerima jimat itu, saya merasa ada satu kekuatan yang masya Allah luar biasa.

Akhirnya saya tanya, “Siapa kamu?” Baru dia katakan pada saya, dia katakan begitu indahnya dengan tegas seperti yang saya katakan tadi, “Issaa fainnahu. Aku yang selalu mengatakan perkataan yang benar kepada kamu. Roholulloh, aku adalah roh Allah itu sendiri. Waa khaalimatuhu, aku adalah firman yang hidup. Saya tersujud tersungkur kepadanya. Dia dekati saya, saya masih ingat waktu itu. Dia dekati saya, dia katakan pada saya, “Aku akan utus kamu seperti domba di tengah-tengah serigala.”

Ada satu hal yang membuat saya marah. Saya mempunyai sifat, satu sifat pribadi yang jelek kalau saya lagi marah sama orang, saya langsung tatap wajah orang itu, tidak peduli siapapun juga dia. Dan ketika orang itu ngomong pada saya “Aku akan utus kamu seperti domba ditanah-tengah serigala,” saya marah. Marah saya itu begini, orang itu seperti balas dendam kepada saya, mungkin selama hidup saya jahat kepada umatnya. Dia balas dendam, buktinya apa? Buktinya dia pura-pura datang kepada saya, saya diutus seperti anak domba di tengah-tengah serigala.

Coba njenengan saget pikiraken lek ono anake wedhus didekek nang nggone tengah-tengahe serigala, niku pasti mati. Pikiran saya waktu itu juga gitu, ini berarti balas dendam. Orang ini mau membunuh saya. Maksud saya itu jangan dijadikan saya sebagai anak domba. Jadikan saya sebagai harimau atau serigala ataupun apapun yang saya siap hadapi serigala. Maksud saya itu begitu. Tapi tetep dia katakan, “Aku mengutus kamu seperti anak domba di tengah-tengah serigala.” Saya katakan, “Tuhan, hati saya ini keras Tuhan.” Tapi Tuhan katakan dalam Yehezkiel 36 ayat 26 jelas di sana dikatakan, “Aku akan memberikan roh yang baru kepadamu. Aku akan memberikan hati yang baru kepadamu. Hati yang taat dan menjauhkan kamu dari hati yang keras.”

Saya mulai adem-ayem, marem hati saya. Saya mulai berpikir, terima kasih Tuhan. Saya mulai berpikir lagi, apa yang harus saya lakukan untuk menjalani sebuah kehidupan ini? Saya mulai berpikir, kita memang harus seperti anak domba. Anak domba di tengah-tengah serigala. Kita persiapkan hidup kita untuk menjadi laskar-laskar Kristus. Sehingga apa yang menjadi kejahatan saya, yang sudah saya program pada tahun 2004, Tuhan fatalkan.

Akhirnya saya mau mengambil keputusan ikut Yesus! Apa ang terjadi? Saya tidak bisa diterima oleh istri dan 5 anak saya, saya mulai door to door, dari gereja ke gereja meminta pandangan pendapat dari pendeta-pendeta. Setiap gereja yang saya masuki isinya hanya satu, syuudon. Tidak ada satupun gereja yang nggak syuudon kepada saya. Nggak ada gereja yang husnudon sama saya. Semuanya syuudon. Satu pencurigaan yang berlebihan, nggak mungkin orang FPI bertobat, ini pura-pura, mau menghancurkan orang Kristen dengan cara begini.

Hati kecil saya mulai berbicara, lek akan menghancurkan orang Kristen saya nggak perlu berpura-pura. Langsung saya datangi walaupun di siang bolong, itu sifat saya. Saya bukan seseorang yang mendatang orang di malam hari. Siang bolong pun, tidak perlu anda datang ditempat saya, saya akan datang ke tempat anda. Jadi hati saya waktu itu menangis, berangkat ke mana-mana ditolak, pulang di rumah istri saya cemberut saja. Coba bisa kita bayangkan, suami teko pegel-pegel, bojo cemberut, isine mangkal. Saya doa sama Tuhan, “Tuhan Yesus, kalau Engkau memanggil hamba-Mu menjadi hamba yang benar, nyatakan kuasamu Tuhan. Aku tidak perlu mendoakan oknum-oknum pendeta yang menolak aku. Biarlah, itu adalah hak-Mu Tuhan. Tapi aku berdoa untuk istri sama lima anakku. Nyatakan, kalau engkau memanggil aku, nyatakan kuasa-Mu dan Engkau akan memanggil istri sama lima anakku.”

Tuhan bisa buktikan. Walaupun saya terus datang pada istri sama anak saya, akhirnya istri dan lima anak-anak saya bisa terima Yesus. Walaupun melalui proses yang begitu panjang. Akhirnya saya tawari dibaptis. Baptis saya, istri sama dua anak saya, berangkat semuanya di baptis.

Ketika saya pulang dari baptisan apa yang terjadi? Pikiran istri saya, orang habis dibaptis itu ada damai, ada berkat ada begini, namanya orang masih awam. Apa yang terjadi? Rumah sudah hancur, dihancurkan oleh orang-orang FPI. Tiga anak saya yang masih kecil-kecil itu sampai ndepis di lemari. Pihak RT sama RW tidak bisa berbuat apa-apa karena pasukan FPI hampir dua truk turun di lapangan. Rumah saya diobrak-abrik. Saya hanya berlutut di hadapan Tuhan. Hampir tiga bulan saya mengalami peperangan.

Setiap pagi saya harus kerja bakti, sebab di depan rumah itu dibuang kotoran manusia. Setiap pagi saya bersama istri dan anak-anak saya kerja bakti. Terima kasih Tuhan.

Akhirnya keluarga besar saya dari Bangil memberikan satu deadline, “Hari ini engkau keluar dari rumah itu tanpa membawa apapun atau kamu kembali kepada habitatmu! Kalau tidak, out! Keluar!” Tepat jam sebelas malam tidak ada negoisasi lagi, saya bersama istri sama lima anak saya keluar dari rumah Tanah Merah dengan sebuah tangisan. “Tuhan, inikah jawaban-Mu?” Saya nangis.

Akhirnya saya dihadang oleh beberapa hamba Tuhan, malam itu juga saya ditaruh di sebuah rumah. Banyak hamba-hamba Tuhan menawarkan saya, “Bapak berangkat keluar pulau saja supaya lebih aman Pak.” Ada yang bilang, “Sembunyi dulu Pak, supaya lebih aman.” Saya berdoa pada Tuhan, “Tuhan kemanakah engkau taruh aku Tuhan?” Apa kata Tuhan? “Kamu jangan ke mana-mana Makrus! Tetap di Surabaya, sebab Aku Tuhanmu, Akulah Tuhanmu. Tidak satu helai rambut pun akan jatuh dari tubuhmu kalau tidak Aku kehendaki. Saya buktikan itu. Setelah saya pindah dari Tanah Merah ke Sidoyoso, saya jalani hidup bersama istri sama anak saya, walaupun terus intimidasi, teror, terus terjadi.

Tapi apa yang saya lakukan? Saya mulai berkembang merapatkan barisan dengan salah satu organisasi, bukan organisasi gereja, sebuah paguyuban. Saya buka sebuah pemuridan islamologi di sana dan jaring jiwa mulai dari Rungkut Mapan Tengah. Saya buka di Wiyung, saya buka lagi di Margomulyo. Yang terakhir ini saya buka di Margomulyo, sungguh luar biasa, karena dari lima puluh tujuh karyawan yang ada di situ tidak ada satupun orang Jawa, semua orang Madura. Tiga orang bertaubat, yang lainnya masih mau mendengar. Ini sudah saya rasa cukup. Saya lebarkan sayap sampai ke Jombang, dan tugas saya sekarang melayani dia, walaupun sekarang saya menghadapi intimidasi, dan tekanan apapun.

Lantas bagaimana peran kita melihat kenyataan yang terjadi saat ini? Jangan takut, awal pertama Perjanjian Baru dibuka dengan kata-kata “jangan takut!” Apapun yang dibuat oleh Amrozi dan Imam Samudra, dibenarkan menurut hukum Alkitab. Karena apapun yang dilakukan Amrozi, Imam Samudra, Abu Bakar Ba’syir dan semua orang-orangnya, ini sudah diramal.

Kalau kita kembali pada Yohanes 16 ayat 2, jelas di sana dikatakan, “Kamu akan dikucilkan, dan setiap orang yang membunuh kamu menganggap dirinya berbakti pada Allahnya.” Ngerampok, membunuh, mengebom ini dianggap berbakti pada Allahnya. Membunuh teriak Allohu Akbar, ngebom tetep berteriak Allohu Akbar, ini sudah ditulis dalam Yohanes 16 ayat 2.

Tapi ada satu masalah yang Tuhan Yesus pesankan, “Ada domba dari kandang lain yang harus aku tuntun juga.” Ini permasalahannya. Haruskah kita membenci dia? Tidak! Apapun yang mereka perbuat, tidak ada kebentian dalam hati kita. Ada domba dari kandang lain yang harus aku tuntun juga. Bahasa “ada domba dari kandang lain yang harus aku tuntun juga” ini sekarang diamanatkan kepada kita sebagai anak-anak-Nya. Untuk meneruskan kata-kata harus aku tuntun juga domba dari kandang lain, berarti di luar orang-orang Kristen. Itu bisa Budha, Hindu, Konghucu, bisa juga orang-orang Islam itu sendiri. Ini adalah tugas kita mengemban tugas Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.

Yang jelas kita sekarang bagaimana bisa mengantisipasi situasi orang-orang FPI. Peran apa yang harus dia lakukan? Peran FPI hanya satu, mendirikan dan menegakkan syariat Islam di Indonesia ini. Sebab dianggapnya orang-orang NU sudah tidak mempunyai kemampuan. Di Indonesia ini mayoritas orang NU, cuma orang NU itu tidak sempurna dalam Islam. Itu memang benar. Kenapa tidak sempurna? Karena orang NU ini menggabungkan Islam dan Jawa. Ya, Islam dan Jawa, tidak murni Al-Qur`an semuanya.

Tapi kelompok Habib Riski, Abu Bakar Ba’asyir, semua orang-orang memang memakai satu faham Al-Qur`an murni. Jadi, menegakkan Negara Syariat Islam dengan adanya Laskar Jihad, dengan hadirnya MMI yang dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir, dengan hadirnya FPI yang dipimpin oleh Habib Riski. Itu belum organisasi-organisasi lain yang terhitung pada tanggal dua puluh tiga Desember tahun 2006 kemarin ada sekitar delapan organisasi Islam di Indonesia merapatkan barisan, menyatukan misi dan visi mereka. Dan di antara organisasi ini tidak ada NU dan Muhammadiyah. Organisasi ini sudah merapatkan barisan.

Sekarang tinggal kita. Kita sudah paham bagaimana peran mereka. Kita pun harus merapatkan barisan. Rapatkan barisan! Gempur dengan doa dan puasa! Siapkan laskar-laskar Kristus! Asal jangan takut, ya.

Dua hari ini saya kucing-kucingan. Keluar rumah kayak ada perasaan takut gini. Kucing-kucingan, sampai istri dan anak-anak saya menghadapi satu tekanan. Setiap saya keluar dari rumah saya katakan, “Iklaskan saya kalau nyawa saya harus jadi taruhannya. Tidak peduli! Mati pun hari ini, asal jangan jadi penjahat. Mati karena pikul salib. Martir untuk Tuhan itu tidak menjadi masalah. Ada saatnya itu semua terjadi.”

Bapak, Ibu, Saudara sekalian,
Dari sinilah bagaimana kita bisa mengantisipasi situasi dan kondisi negara kita yang sudah terpuruk ini. Saat ini adalah tugas-tugas kita.

Saya sangat prihatin akan gerakan gereja-gereja di Indonesia ini yang secara jujur saya katakan perkembangannya sangat minus. Sehingga SK dua menteri diturunkan itu alhamdulillah, karena hadirnya dua SK Menteri ini dapat membuat instrospeksi oknum-oknum pendeta yang harus mereka tingkatkan dalam pola berpikir.

Jangan bangun gereja kalau gak punya jemaat! Mbangun grejo gak onok jemaat tiwas terjadi fitnah. Fitnahnya apa? Antar pendeta menjelekkan. Di Surabaya itu banyak gereja-gereja dibangun. Setiap pendeta berbicara, “Ayo kita berdoa bersama-sama! Imani supaya malaikat Tuhan, kursi-kursi ini kita imani, supaya minggu depan kursi yang kosong bisa diisi.” Bagaimana bisa diisi, kalau dia nggak mau menginjili? Gak bisa diisi! Jemaatnya orang lain masuk. Putar aja kayak sirkulasi. Lho, katanya gereja Tuhan sudah mulai bangkit, banyak pendeta dari luar negeri menubuatkan, “Ooh, gerakan Kristus sudah mulai hadir di Indonesia.” Bisa hadir kalau kita siap menerima, mengemban Amanat Agung Tuhan Yesus.

Mbangun gereja itu kayak perputaran. Maaf kata, memang tidak ada. Makanya dari tadi saya katakan gereja itu kayak diskotek sekarang. Saya rindu gereja itu dijadikan laboratorium, menggodok manusia-manusia yang hidup dalam dosa. Tapi nggak, gereja-gereja sekarang di Surabaya itu sudah jadi diskotek semuanya, hampir. Kenapa saya katakan jadi diskotek? Coba lihat, sodara kita Bani Kedar lihat, katakanlah ada seorang wanita Muslimah lihat, “Deloken iki lho wong wedok Kristen, iku ape nang grejo opo nang diskotek?” Pakai rok sekian (separoh paha maksudnya, pent.). Kadang udelnya sampek ketok koyok wong penyanyi India.

Ini satu pengalaman bagi saya. Ketika saya baru bertobat, saya duduk di sebelah seorang wanita, di sebelahnya ada hamba-hamba Tuhan. Kebetulan waktu hening, firman Tuhan dibacakan. Nah kebetulan yang duduk ini banyak perempuan-perempuannya. Tanpa saya sadari saya toleh sebelah saya. Wong saya punya mata, ya saya noleh ke sebelah. Masya Alloh! Jadi ketika dia duduk, itu roknya sampai sekian (sambil mengisyaratkan betapa minimnya rok perempuan tersebut, pent.).

Jadi dalam keadaan hening, saya keluar kata-kata subhanalloh! Semua jemaat yang mendengar mengarahkan pandangan kepada saya. Yang namanya Pak Nahason di sebelah saya nanya, “Pak, ada apa Pak?” Saya jawab, “Ah, ndak ada apa-apa Pak.” Ndak ada apa-apa tapi mata saya masih ngelirik lagi. Nah, inilah. Saya katakan, “Banyak kaum Hawa sudah menjadikan gereja jadi diskotek.”

Tuhan ndak membutuhkan baju mahal. Harga sepuluh ribu pun ndak masalah, yang penting sopan. Ngadep Pengeran, ngadep Gusti Alloh, kudu sopan, tertib, dan ada aturan.

Enggak, sekarang ini, waduh, pakai you can see, rambute disemir. Wis elek, disemir, tambah elek pisan. Lho ini kan disorot sama orang-orang Islam. Ini disorot. Karuane wong luar negeri penyanyi rock ngguantheng-nggantheng, lha wong Indonesia uakeh elek disemir wis malah gak karu-karuan.

Kita ini cobalah, tampil beda itu boleh. Tapi setidak-tidaknyalah bercermin. Oh, kulitku iki koyok ngene, yo gak usah disemirlah.

Kadang kala ada yang anting-antingan, tindakan, gelangan. Lho ini gereja, ini bukan diskotek. Saya pernah khotbah gitu, habis itu seorang gembala ini menyampaikan kepada diaken-diakennya supaya tidak mengundang saya lagi. Karena kenapa?

Lek Makrus ini diundang bolak-balik jemaatku entek buyar. Mangan opo aku? Gak apa-apa. Saya katakan, “Hamba Tuhan harus seperti Gideon.” Gak usah akeh-akeh jemaat. Coba Gideon, telung atus ae cukup. Siap bertempur. Banyak-banyak juga ndak ada hasilnya. Halal perpuluhan iku, tapi gak barokah jarene wong Islam. Gak barokah. Barang halal belum tentu barokah lho. Banyak itu yang menerima perpuluhan itu. Karena kenapa? Jemaatnya banyak. Gak barokah. Tiwas gegeran ae rumah tanggane. Soale opo, mangan barang sing gak barokah. Thithik cumak barokah, ini yang Tuhan minta dalam kehidupan kita.

Ini saya mohon maaf kepada Bapak Pendeta, kepada Bapak Gembala. Ini saya ndak nyinggung ndak ini. Ini kejadian di Surabaya memang begitu. Jadi saya cerita apa adanya. Saya ndak njelekkan pendeta ndak. Saya kepingin menyampaikan, kalau kita jadi pendeta, jadilah pendeta-pendeta Daud. Saya itu kepingin begitu. Kalau Pendeta Daud itu enak. Sadar, kita ini manusia nggak luput dari kesalahan dan kekurangan. Tapi kita ini konsekuen. Kalau salah, cepat ambil keputusan, cepat bertobat, begitu. Tapi nggak, akhir zaman ini banyak pendeta kayak Saul. Wis salah, ngeyel, ya kan.

Itu lambangnya, karena kenapa? Kakean pendeto, pendeto gak ditahbisno gak diurapi Tuhan, atas kemauan manusia. Makanya saya bilang, kalau mau ngangkat pendeta, tolong dipikir dulu. Jangan sering sekali mengangkat. Kan sekarang ini banyak orang sukia angkat-angkat pendeta. Jangan! Ngangkat pendeta itu harus melalui satu kriteria yang betul-betul disaring murni. Akhirnya kenapa, ditahbiskan berdasarkan kemauan manusia. Hasilnya jadi Pendeta Saul. Sekarang banyak. Pokoknya, satu Pendeta Daud, sepuluh Pendeta Saul di gereja itu. Ini terjadi. Akhirnya apa? Jemaatnya mulai imannya ragu. Karena kenapa? Ucapan pendetanya ini hanya untuk akal-akalannya pendeta.

Ya, ucapan kita ini jadi sabdo pandito ratu. Apapun yang keluar dari kehidupan kita, akan menjadi kenyataan. Karena kenapa? Yang kita tunggu itu nanti berdasarkan ilmunya orang Jawa, “Engkok deloken, mudhun nang nggone zaman akhir iku Ratu Adil sing jenenge Heru Cokro. Heru Cokro ini maksudnya sing nggowo banyu kauripan. Siapakah dia? Dia adalah Yesus itu sendiri. Kita harus ambil keputusan. Apapun yang terjadi, kita ambil satu keputusan. Merubah semua paradigma pola pikiran kita untuk menjadi orang Kristen yang benar.

Ya, orang Islam melihat Yesus ini jalan yang lurus. Berarti pengikutnya harus jalannya yang lurus. Lek onok wong Kristen mlakune bengkok-bengkok, berarti itu bukan pengikut Kristus. Iki lho KTP-ku agomo Kristen. Berarti aku pengikute Kristus. Oh, Kristus iku dalane lurus, dadi mlakuku lurus. Lek onok wong mlakune bengkok-bengkok, tolong KTP-ne nanti siang diterawang lagi. Kalau perlu tanyakan ke pak camat, “Betulkah agama saya Kristen, Pak?” oh iya, bener. Kalau gitu saya ini pengikut Kristus. Apapun yang aku lakukan, hatiku, pikiranku, perasaanku, harus juga terdapat di dalam Kristus Yesus.

Satu pesan saya, jangan takut mati! Karena semua yang hadir di sini sudah acung tangan. Wis dicatet karo malaikat nang kono. Wis kuabeh acung tangan berarti siap mati, jangan sesalkan!

Coba lihat yang ada di Adam Air, nggak onok sing ngacung tangan, mati ndisiki. Mayatnya tidak ditemukan, bahkan banyak pendeta, banyak anak-anak Tuhan, iku durung ngacung tangan wis mati disik.

Wallohu a’lam kenapa begitu? Hanya Tuhan yang tahu.

Catatan:
Sebutan Bani Kedar biasa dipakai oleh umat Kristen untuk menjuluki umat Islam dan bangsa Arab, karena menurut Alkitab Kedar adalah anak kedua Nabi Ismael dari 12 bersaudara (Kejadian 25:13-16, I Tawarikh 1:29-31). Menurut Yesaya 60:7, Tuhan berkenan menerima korban persembahan kambing domba Kedar. Ed.).